NTB Today
NEWS TICKER

Relawan Kubu 01: Gara-gara Pilpres Saya Bercerai dengan Istri, Hancur Keluarga Saya

Sunday, 27 October 2019 | 2:45 pm
Reporter:
Posted by: NTB Today
Dibaca: 1278

Eramuslim.com – Hajat besar Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2019 yakni pemilihan legislatif dan pemilihan presiden sudah selesai.

Puncaknya adalah pelantikan anggota DPR RI serta pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Kelar pelantikan presiden dan wakil presiden dilanjutkan dengan pelantikan Kabinet Indonesia Maju pada Rabu (23/10/2019) oleh Presdien Joko Widodo.

Hajatan pemilu terutama Pilpres 2019 banyak menyisahkan sejumlah cerita yang belum terungkap ke publik. Pembelahan dua kubu yakni kubu 01 dan 02 begitu tajam dan kerasnya.

Jika kubu 01 atau 02 mendapat serangan yang terpampang di media sosial maka seketika pembelaan-pembelaan dari kubu masing-masing seperti banjir bandang, mengalir deras. Masing-masing merasa calonnya yang paling hebat.

Pembelahan yang terjadi bukan saja terjadi di tataran kelompok besar, bahkan juga terjadi di komunitas terkecil juga yakni keluarga. Hasilnya akibat beda pilihan tersebut, membuat anggota keluarga tidak harmonis lagi. Bahkan puncaknya suami dan isteri bercerai. Ini bukan cerita khayalan atau kisah imajiner. Ini fakta.

Adalah Makmuri (62) dan istrinya Daryanti (59) bercerai akibat beda pilihan presiden. Makmuri adalah warga Desa Randudongkal, Kecamatan Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berpisah dengan istrinya gara-gara pilpres.

Bukan saja dengan istrinya, Makmuri juga mengalami hal yang sama dengan dua anak laki-lakinya yakni Geri Sugiarto (36) dan Raka Kurniawan (24).

Daryanti bersama dua anaknya Geri dan Raka memilih dan membela calon presiden saat itu dengan nomor urut 02.

Sementara Makmuri bersama dua anak perempuannya yakni Muryanti (40) dan Novita (39) lebih memilih kubu 01.

“Saya benar-benar menyesal mas, hancur keluarga saya. Saya bercerai dengan istri,” kata Makmuri saat bertemu dengan SINDOnews di masjid di lingkungan kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Makmuri bercerita, dia tidak mengerti nasibnya diusia senjanya jadi seperti ini. “Ini semua gara-gara pilpres kemarin, mas,” tuturnya.

“Saya dan istri tidak akur, juga dengan dua anak laki-laki saya juga tidak akur. Hancur saya,” ujarnya lagi.

Makmuri merasa dia menjadi korban pilpres.”Coba lihat saya jadi begini, tapi yang menikmati hasil pilpres ya orang lain,” katanya dengan tatapannya melihat langit-langit masjid.

“Istri saya itu kader Aisyiah Muhammadiyah di desa saya di Randudongkal, Pemalang. Istri saya memilih Prabowo, saya dan anak dua perempuan saya memilih Pak Jokowi,” sebutnya.

Saat ditanya mengapa sampai terdampar di masjid milik Partai Golkar ini? Makmuri mengisahkan, sekitar 10 hari sebelum hari pencoblosan yakni 14 April, dia yang mengaku sebagai relawan mandiri, mendatangi kantor Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin yang berada di Gedung Proklamasi, Menteng, Jakarta.

Saat itu Makmuri menumpang bus dengan sedikit perbekalan dan sebuah sepeda tuanya. Nah sesampainya di Jakarta, Makmuri mulai menyusuri jalan dan bertanya kanan-kiri di mana kantor TKN. Dan akhirnya Makmuri sampai juga di kantor TKN.

Saat itu, kata Makmuri di kantor TKN banyak kegiatan sehingga dia harus menitipkan sepeda tuanya itu di kantor TKN.”Saya ikut kegiatan kampanye yang dibuat TKN, sepeda saya titipkan,” ucapnya.

Saat Pilpres 2019 sudah selesai dan Makmuri ingin mengambil kembali sepedanya, namun sudah tidak ada.”Saya jadi bingung. Semenjak pencoblosan hingga hari ini saya belum kembali ke Pemalang. Saya ndak punya biaya.Saya bingung, keluarga saya acak-acakan, sekarang hidup saya begini. Menyesal saya, mengapa gara-gara pilpres hidup saya jadi begini,” tuturnya.

Makmuri juga sudah membuat laporan surat kehilangan sepedanya ke Polsek Menteng.

“Sekarang saya luntang lantung di Jakarta hingga sampai ke sini, gak ada satupun yang mau peduli,” lirihnya.

Makmuri yang tanggal dan bulan lahirnya sama dengan Presiden RI ke VI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). “Saya lahir tanggal 9 September 1957. Pak SBY juga tanggal 9 September hanya tahun saja yang berbeda.Saya dan Pak SBY berpisah dengan istri. Tapi Pak SBY berpisah dengan istrinya Ibu Ani yang telah meninggal dunia penuh dengan rasa cinta, tapi saya berpisah dengan istri bercerai dengan rasa perbedaan yang tajam gara-gara pilpres, saya menyesal,” ujar Makmuri menutup kisahnya. [sn]

Berita Lainnya

ntbtoday.com Copyright 2019 ©. All Rights Reserved.